Egg Density in Ovitrap and Effect of Temephos (ABATE) on Vulnerability of Aedes aegypti Mosquito Larvae in Rajabasa Raya Village Bandar Lampung City

Egg Density in Ovitrap and Effect of Temephos (ABATE) on Vulnerability of Aedes aegypti Mosquito Larvae in Rajabasa Raya Village Bandar Lampung City

Authors

  • Annisa Aprilia Universitas Lampung
  • Emantis Rosa Universitas Lampung
  • Gina Dania Pratami Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.31938/jsn.v12i4.387

Abstract

Bandar Lampung is a city in Lampung Province with high dengue hemorrhagic fever (DHF) cases. This disease is caused by infection with the Aedes aegypti mosquito. The high number of dengue cases is the reason for monitoring and controlling vector density. Ovitrap placement can be a way to describe the density of eggs in the area so that preventive measures can be more effective. In addition to laying ovitrap, chemical larvicides in the form of temephos (abate) are also used to control dengue vectors. Continuous use of temephos can cause vectors to experience resistance. This study aimed to know the density of mosquito eggs, ovitrap index, and the effect of temephos (abate) on the resistance status of Ae. aegypti larvae. The study was conducted by counting the number of eggs in the ovitrap laid for seven days indoors and outdoors. The larval susceptibility test was carried out using the third instar larvae resulting from the rearing of eggs obtained from the laying of ovitraps. The Third instar larvae were tested using temephos with a concentration of 0.02 mg/L for 1 hour with four replications and then observed and counted after 24 hours. The results of this study showed that the density of mosquito eggs in Rajabasa Raya Village was 0.05 eggs/mL, the ovitrap index was 68.9%, and the susceptibility test was categorized as vulnerable because the larvae died 100%.

Keywords: Ae. aegypti; Vector; Ovitrap; Vulnerability; Temephos


ABSTRAK

Kepadatan Telur pada Ovitrap dan Pengaruh Temephos (Abate) Terhadap Kerentanan Larva Nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Rajabasa Raya Kota Bandar Lampung

Bandar Lampung menjadi kota di Provinsi Lampung yang memiliki kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Penyakit ini diakibatkan oleh adanya infeksi nyamuk Aedes aegypti. Kasus DBD yang tinggi menjadi alasan untuk dilakukannya pemantauan dan pengendalian kepadatan vektor. Peletakkan ovitrap dapat menjadi cara untuk menggambarkan kepadatan telur di wilayah tersebut sehingga tindakan pencegahan yang dilakukan dapat lebih efektif. Selain peletakkan ovitrap, larvasida kimia berupa temephos (abate) juga digunakan sebagai cara pengendalian vektor DBD.  Penggunaan temephos secara berkelanjutan dapat menyebabkan vector mengalami resistensi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kepadatan telur nyamuk, indeks ovitrap, dan pengaruh temephos (abate) terhadap status resistensi larva Ae.aegypti. Penelitian dilakukan dengan menghitung jumLah telur pada ovitrap yang diletakkan selama tujuh hari di dalam rumah dan juga di luar rumah. Uji kerentanan larva dilakukan dengan menggunakan larva instar III hasil pemeliharaan telur yang didapatkan dari peletakan ovitrap. Larva instar III diuji menggunakan temephos dengan konsentrasi 0,02mg/L selama 1 jam dengan empat kali ulangan lalu diamati dan dihitung setelah 24 jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kepadatan telur nyamuk di Kelurahan Rajabasa Raya sebesar 0,05 butir/mL, indeks ovitrap 68,9%, dan uji kerentanan dikategorikan rentan karena larva mengalami kematian 100%.

Kata kunci : Aedes aegypti, vektor, ovitrap, kerentanan, temephos

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asri, M. S. U., Nofita, E., & Irawati, L. (2020). Perbedaan Rerata Kepadatan Populasi Aedes spp. Sebelum dan Sesudah Penggunaan Ovitrap di Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(1).

Cahyati, W. H., dan Siyam, N. (2019). Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Temephos. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 3(1): 155–163.

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. (2019). Evaluasi Program Pengendalian Malaria Tahun 2019. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2020). Profil Kesehatan Lampung Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Bandar Lampung. Bandar Lampung.

Food and Enviromental Hygiene Department (FEHD). (2014). Dengue Fever Ovitrap Index Update. https://www.fehd.gov.hk/english/index.html

Hariani, N., Syaidah, E. R., & Trimurti, S. (2019). Laboratory Study of Oviposition Preference of Aedes aegypti (Linnaeus, 1762) in Waste Settlement. Jurnal ILMU DASAR, 20(1), 7-12.

Hidayati, L., Hadi, U. K., & Soviana, S. (2017). Pemanfaatan ovitrap dalam Pengukuran Populasi Aedes sp. dan Penentuan Kondisi Rumah. Jurnal Entomologi Indonesia, 14(3), 126-134.

Hidayati, Y. (2018). Hubungan Antara Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Bandar Lampung.

Ipa, M., Hendri, J., Hakim, L., & Muhammad, R. (2017). Status kerentanan larva Aedes aegypti terhadap temefos (organofosfat) di Tiga Kabupaten/Kota Provinsi Aceh. ASPIRATOR-Journal of Vector-Borne Disease Studies, 9(2), 77–84.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Mubtadi, R. A. N. (2017). Uji Resistensi Larva Aedes aegypti Terhadap Temephos di Desa Sidamulih Kecamatan Rawaloka Kabupaten Banyumas Tahun 2017. Makalah Politeknik Kesehatan Kemenkes. Semarang.

Pemba, D., dan Kadangwe, C. (2012). Mosquito control aerosols’ efficacy based on pyrethroids constituents. IntechOpen.

Sayono. (2008). Pengaruh Modifikasi Ovitrap Terhadap Jumlah Nyamuk Aedes Aegypti yang Terperangkap. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sudiharto, M., Udiyono, A., dan Kusariana, N. (2020). Status Resistensi Aedes aegypti Terhadap Malathion 0, 8% dan Sipermetrin 0, 05% di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 243–249.

Sukaningtyas, R. (2020). Status Kerentanan Nyamuk Aedes aegypti Terhadap Insektisida Sipermetrin di Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sukohar, A. (2014). Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Medula, 2(02).

Supartha, I. W. (2008). Pengendalian terpadu vektor virus demam berdarah dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)(Diptera: Culicidae). Penelitian Ilmiah, 3–6.

Tomia, A. (2020). Gambaran Tingkat Kepadatan Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Indeks Ovitrap di Kota Ternate. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 16(2), 143-150.

World Health Organization (WHO). (1981). Instruction for Determining the Susceptibility or Resistance of Mosquito Larvae to Insecticide. http://apps.who.int/iris/handle/10665/69615

Downloads

Published

2022-10-31

How to Cite

Aprilia, A., Rosa, E., & Pratami, G. D. (2022). Egg Density in Ovitrap and Effect of Temephos (ABATE) on Vulnerability of Aedes aegypti Mosquito Larvae in Rajabasa Raya Village Bandar Lampung City. Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry, 12(4), 163–169. https://doi.org/10.31938/jsn.v12i4.387

Issue

Section

Research Articles

Metrics

Loading...