KARAKTERISTIK USAHATANI MANGGA VARIETAS GEDONG GINCU DI KABUPATEN CIREBON
Main Article Content
Abstract
Mangga (Mangifera indica L.) merupakan komoditas buah potensial di Jawa Barat. Meskipun produksinya cukup besar, namun Indonesia belum masuk kedalam negara pengekspor utama mangga di dunia. Salah satu varietas mangga unggulan yang banyak ditemukan di Jawa Barat adalah gedong gincu. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui karakteristik usahatani mangga gedong gincu di kabupaten cirebon. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei, data primer dikumpulkan dari 30 petani mangga gedong yang diambil secara acak. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Survei dilakukan di kecamatan Sedong, kabupaten Cirebon. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa usahatani mangga gedong gincu di lokasi kajian memberikan keuntungan yang layak, hal ini dapat dilihat dari nilai R/C ratio yang mencapai 3,26. Terdapat dua periode harga pada saat panen mangga. Harga tertinggi dicapai pada bulan April – Juni dan harga terendah dicapai pada periode bulan Oktober – Desember. Tujuan petani menanam mangga secara umum (90,63 %) adalah untuk dijual. Adapun permasalahan utama yang dihadapi petani dalam pengusahaan mangga yaitu hama dan penyakit serta permodalan.
Mango (Mangifera indica L.) is a potential fruit commodity in West Java. Despite its large production, Indonesia is not yet one of the world's major mango exporting countries. Gedong gincu is a superior mango variety that can be found in West Java. The goal of this research was to identify the characteristics of gedong gincu mango farming in the Cirebon district. The survey method was used in the study, Primary data was obtainerd from 30 random farmers, while secondary data was obtained from the Food Crops Agriculture Office. The survey was carried out in the Sedong district of Cirebon. According to the findings of the farming analysis, gedong gincu mango farming in the study area generates a reasonable profit, this can be seen from the value of the R/C ratio which reaches 3.26. During the mango harvest, there are two price periods. The highest price is reached between April and June, and the lowest price is reached between October and December. Farmers' primary goal in growing mangoes (90.63 percent) is to sell them. Pests and diseases, as well as capital, were the main issues for the farmers.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Akcay, Y. & Uzunoz, M. (2005). An Investment Analysis of Peach and Cherry Growing in Turkey. Journal of Applied Sciences, 5(9), 1665– 1668.
Awaliyah, F. (2018). Keragaan Agribisnis Komoditas Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Cirebon. Mahatani, 1(2), 129–141.
Badan Pusat Statistik. (2021). Produksi Mangga Menurut Kecamatan 2019-2021. Cirebon: Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon.
Badan Pusat Statistik. (2022). Produksi Tanaman Buah-buahan Indonesia 2021. Jakarta: Badan Pusat Satistik
Budirokhman, D. (2016). Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Buah Mangga (Mangifera Indicia L) CV. Gedong Gincu Melalui Penerapan Teknologi Off Season dan Penyiraman Melalui Teknologi Drip Irrigation Sebagai Upaya Meningkatan Ekspor Buah Nasional. Research Report, 187–194.
Chomchalow, N. & Songkhla, P. (2008). Thai Mangor Export: a Slow-But Sustainable Development. AU Journal of Technology, 12(1), 1–8.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, (2021). Laporan Tahunan Kegiatan Tahun 2020. Cirebon: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cirebon.
Elfadina, E. A., Rasmikayati, E., dan Saefudin, B. R. (2019). Analisis Luas Dan Status Penguasaan Lahan Petani Mangga Dikaitkan Dengan Perilaku Agribisnisnya Di Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 6(1), 69-79.
Gustiana, C., & Irwanto. (2017). Pengaruh Biaya Produksi, Pengalaman, dan Keterampilan Terhadap Pendapatan Usahatani Kakao (Theobroma cacao) di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Penelitian Agrisamudra, 4(2), 67–76.
Isyaturriyadhah, I. A. & Yudiawati E. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Gabungan Kelompok Tani Tanjung Sehati Dalam Kegiatan Kelompok Di Kabupaten Merangin (pp. 683–90). Prosiding Seminar Nasional Perencanaan Pembangunan Inklusif Desa-Kota, Padang 23-24 November 2016. Aceh: Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia.
Jha, S.K., Sethi, S., Srivastav, M., Dubey, A.K., Sharma, R.R., Samuel, D.V.K., & Singh, A.B. (2010). Firmness characteristics of mango hybrids under ambient storage. Journal of Food Engineering, 97(2), 208–212.
Mosher, A.T. (1987). Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasaguna.
Pedekawati, C., Karyani, T., & Sulistyowati, L. (2017). Implementasi House of Risk pada Petani Dalam Agribisnis Mangga Gedong Gincu. Jurnal Agribisnis Terpadu, 10(1), 97-112.
Pedekawati, C., Karyani, T., & Sulistyowati, L. (2020). Uji Beda Pendapatan Usahatani Mangga Gedong Gincu Pada Saat On Season dan Off Season. Composite: Jurnal Ilmu Pertanian, 2(2), 82-89.
Ruswandi, A. (2017). Nilai Ekonomi Pengendalian Lalat Buah pada Mangga Gedong Gincu: Studi Kasus di Desa Jembar Wangi Kecamatan Tomo, Sumedang. Creative Research Journal, 3(1), 25–36.
Saefudin, B.R., Rasmikayati, E., Dwirayani, D., Awaliyah, F., & Rachmah, A.D. (2019). Fenomena Peralihan Usahatani Mangga ke Padi di Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Jurnal Paradigma Agribisnis, 2(2), 21–33.
Soekartawi. (2006). Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.
Viruel, M.A., P. Escribano, M. Barbieri, M. Ferri, & Hormaza, J. I. (2005). Fingerprinting, embryo type and geographic differentiation in mango (Mangifera indica L., Anacardiaceae) with microsatellites. Molecular Breeding, 15, 383-393.
Widjaja-Adhi, I.P.G. (1993). Soil testing and formulating fertilizer recommendation. IARD Journal, 15(4), 71-80.
Wirawan, K. W., Suratiyah, K., & Waluyati, L. R. (2013). Peranan Industri Rumah Tangga Tempe dalam Mengatasi Kemiskinan Di Desa Poncosari Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Agro Ekonomi, 24(2), 181-189.