Pendapatan Petani dan Efisiensi Pemasaran Kopi Robusta (Coffea sp) di Kecamatan Rumpin, Bogor
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Â
Â
Kabupaten/Kota Bogor yang masuk dalam wilayah Jawa Barat, memiliki luas lahan kopi rakyat terluas kedua di Jawa Barat yaitu 6.418,00 hektare dan Kecamatan Rumpin sebagai salah satu bagian dari wilayah tersebut yang menghasilkan kopi. Peningkatan produksi kopi akan terwujud bila diikuti dengan pembenahan tingkat pendapatan petani. Hal tersebut harus dikondisikan dengan merangsang petani untuk menambah produktivitas yaitu menambah harga yang diterima oleh petani. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pemasaran pada bagian efisiensi pemasaran. Petani kopi di Kecamatan Rumpin belum sepenuhnya mengetahui pendapatan serta efisiensi pemasaran kopi, sehingga dirasakan penting untuk melakukan penelitian tentang pendapatan petani kopi dan efisiensi pemasaran kopi robusta mulai dari petani sebagai produsen hingga konsumen atau organisasi akhir dalam pemasaran kopi robusta. Hasil penelitian diperoleh pendapatan petani kopi berada di atas Upah Minimum Provinsi Jawa Barat yaitu Rp1.810.351,36. Terdapat dua saluran pemasaran di daerah penelitian yakni saluran dari petani ke pedagang pengepul besar lalu ke pedagang eksportir. Saluran pertama berlangsung untuk jenis biji kering (green bean) curah/asalan. Saluran pemasaran kedua yaitu dari petani ke kelompok tani, kemudian dijual ke coffee shop. Saluran pemasaran kedua berlaku untuk jenis kopi biji kering sortir. Kedua saluran pemasaran tersebut sudah efisien karena memiliki nilai efisiensi pemasaran <50%.
Â
Â
 ABSTRACT
Â
Â
Bogor Regency/City, which is included in the West Java region, has the second largest community coffee area in West Java which is 6,418.00 hectares and Rumpin District as one part of the area that produces coffee. The increase in coffee production will be realized if it is followed by improving the level of farmers' income. This must be conditioned by stimulating farmers to increase productivity, namely increasing the price received by farmers. This effort can be done by improving the marketing system in the marketing efficiency section. Coffee farmers in Rumpin District do not yet fully understand the income and efficiency of coffee marketing, so it is important to conduct research on the income of coffee farmers and the marketing efficiency of robusta coffee, starting from farmers as producers to consumers or the final organization in marketing robusta coffee. The results showed that the income of coffee farmers was above the West Java Province Minimum Wage, which was Rp. 1,810,351.36. There are two marketing channels in the research area, namely the channel from farmers to wholesalers and then to exporters. The first channel is for the type of dry beans (green beans) in bulk. The second marketing channel is from farmers to farmer groups, then sold to coffee shops. The second marketing channel applies to the type of dry-sorted coffee beans. Both marketing channels are efficient because they have a marketing efficiency value of <50%.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Angipora, M.P. (1999). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada.
Kementerian Perindustrian RI. 2016. Devisa Ekspor Kopi Olahan Tahun Lalu Capai 356,79 juta Dolar AS. Diunduh tanggal 28 Desember 2020, https://kemenperin.go.id/artikel/16182/Devisa-Ekspor-Kopi-Olahan-Tahun-Lalu%20Capai%20-356%2C79-juta-Dolar-AS
Lestari, O., Hasyim, A.I., Kasymir, E. (2017). Analisis Usahatani dan Efisiensi Pemasaran Kopi (Coffea sp) di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis, 5(1), 1-8.
Lubis, S. (2011). Analisis Pemasaran Jagung (Studi kasus: Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo). (Skripsi). Universitas Sumatera Utara, Medan.
Panggabean, E. (2011). Buku Pintar Kopi. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
Saragih, I.S., & Riswandi, D.I. (2007). Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Kopi Arabika dan Kopi Robusta (Studi Kasus di Desa Tambun Raya Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Supriyadi, A., Wahyuningsih, S., & Awami, S.N. (2014). Analisis Pendapatan Usahatani Kopi (Coffea sp) Rakyat di Kecamatan Lumbangan Kabupaten Kendal. Mediaagro. 10 (1), 1-13.
Zainura, U., Kusnadi, N., & Burhanuddin. (2016). Perilaku Kewirausahaan Petani Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh. Jurnal Penyuluhan, 12(2), 126-143.
Prawirosentono, S. (2001). Manajemen Operasi: Analisis dan Studi Kasus, Edisi ke-3 cetakan ke-1. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Soekartawi. (2002). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.